Rabu, 17 Desember 2014

Ceweng Family dan Stand Up Comedy Ungaran Bukti Perjuangan Kita

Wahyu Ceweng, Nanda Gendut, Agung Tempe, Joe DP, Valent Bolank, Nadharudin, Fariz Cengel, Mbahe Coy Hamid Hulk, Abim Amr, Mauditiko, and all crew Stand Up Comedy Ungaran. 
Thank my family
Ini bukti perjuangan kita, meskipun aku tidak banyak membantu tapi aku tetap mendukung kalian SEMANGAT !!!
Ada kalanya kita serius dan ada kalanya kita bercanda gurau menghibur orang lain, haha meskipun itu menyakitkan hati kita sendiri, yang penting orang lain tertawa wkwkwk kwkwkw

Buat temen-temen yang suka Stand up, mampir yak ke komunitas kita 
GRATIS hlo 
TAWA KALIAN ADALAH KEPUASAN KAMI 
GIVE MORE LAUGH :D






Senin, 01 Desember 2014

Contoh Proposal Budidaya Domba



PROPOSAL

BUDIDAYA DOMBA






DISUSUN OLEH :

Abdi Kelana Putra 06.2.4.14.513
 Abim Amrullah Dwi Saputra 06.2.4.14.514
Semester 1A



KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
2014



LEMBAR PENGESAHAN

BUDIDAYA DOMBA


Lokasi                : STPP MAGELANG
Kecamatan         : TEGAL REJO
Kabupaten          : MAGELANG
Propinsi              : JAWA TENGAH
Proposal ini merupakan hasil pencarian data-data dari berbagai tempat

Disetujui oleh :


                                                                        Dosen Pembimbing


                                                                        Dra.Nurdayati, MP

KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal budidaya domba tanpa ada halangan suatu apapun.

            Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Ilmu Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diampu oleh Dra. Nurdayati, M.P
Atas terselesainya proposal ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Dra. Nurdayati, M.P, selaku pengampu mata kuliah TIK
2.      Teman – teman Semester I A, serta
3.      Semua pihak yang telah membantu, yang dimulai dari persiapan hingga tersusunnya proposal ini, baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan penyusun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga proposal ini berguna bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
                                                                                        Magelang, 2 Desember 2014


                                                                                                       Penyusun

DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.. i
LEMBAR PENGESAHAN.. ii
KATA PENGANTAR.. iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL.. iv
BAB I PENDAHULUAN.. 1
A.    Latar Belakang. 1
B.    Rumusan Masalah. 2
C.    Tujuan. 2
D.    Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.. 5
A. Memilih Bibit 5
B. Pakan dan Pemberiannya. 7
C. Tata Laksana. 10
D. Pasca Panen. 17
E. Analisa Usaha Ternak Domba. 17
BAB IV PENUTUP 19
A.    Simpulan. 19
B.    Saran. 19
DAFTAR PUSTAKA.. 20

Tabel                                                                                                                               Hal

Tabel 1. Sifat-sifat yang Perlu Dipertimbangkan sebagai Ternak Bibit pada Domba. 5
Tabel 2. Tanda-tanda UmumBentuk Luar Calon Induk. 6
Tabel 3. Tanda-tanda Umum Bentuk Luar Calon Pejantan. 6
Tabel 4. Contoh Campuran Hijauan Pakan Domba untuk Kondisi Pedesaan. 8
Tabel 5. Susunan Konsentrat Ternak Domba untuk Tujuan Komersial 9
Tabel 6. Analisa Usaha Ternak Domba. 18



BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang

Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut ketersediaan akan daging yang terus meningkat pula. Ternak domba merupakan salah satu jenis ternak yang dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi kepentingan masyarakat dalam hal penyediaan daging. Ada beberapa aspek yang menarik dari usaha ternak domba antara lain dapat berkembangbiak dengan cepat, dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada lingkungan, serta dagingnya relatif dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
Ternak domba sangat cocok dikembangkan di Provinsi Jawa Barat. Populasi domba di Jawa Barat paling tinggi di Indonesia yaitu sebanyak 4.221.806 ekor atau mencapai 55,9% populasi domba nasional (Statistik Peternakan, 2006). Ternak domba biasanya dipelihara dengan tujuan sebagai tabungan, ternak potong untuk konsumsi keluarga, maupun memanfaatkan kotorannya sebagai pupuk bagi tanaman. Pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh petani di pedesaan pada umumnya dalam skala yang relatif kecil dengan rataan jumlah pemilikan sebanyak 3-5 ekor per keluarga petani. Sistem pemeliharaan pun dilakukan secara tradisional dengan ciri-ciri: perkandangan sederhana, penyediaan pakan terbatas dengan mengandalkan alam sekitar atau setengah digembalakan, dan tanpa ada pemilihan bibit secara terarah. Melalui sistem pemeliharaan secara sederhana tersebut, ternak ini hanya memberikan pertambahan berat badan harian sebesar 20-30 gram, lebih kecil dari potensi produktivitas yang dapat dicapai oleh ternak domba apabila dipelihara secara intensif dengan pemberian makanan yang cukup jumlah dan baik mutunya (Merkel dan Subandriyo, 1997).
Berbagai upaya dan penelitian telah dilakukan untuk memperoleh cara yang paling sederhana dan baik dalam pemeliharaan ternak domba, karena pengusahaan ternak ini memiliki prospek yang cerah. Berdasarkan prospek usaha dan potensi ternak domba, maka diperlukan sistem pemeliharaan dan perawatan yang lebih baik sehingga ternak domba akan dapat menunjukkan produktivitas yang optimal, memberikan sumbangan daging yang lebih besar, dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan peternak di pedesaan.

B.                 Rumusan Masalah

  1. Belum diketahui macam-macam domba.
  2. Belum diketahui cara budidaya domba yang benar.
  3. Belum diketahui cara berusaha domba yang baik dan menguntungkan.

C.                 Tujuan

  1. Untuk mengetahui macam-macam domba,
  2. Untuk mengetahui cara berbudidaya domba,
  3. Untuk mengetahui cara berwirausaha dengan berbudidaya domba,
  4. Untuk mengetahui analisis usaha budidaya domba.

D.                Manfaat

  1. Dapat memahami dan mengetahui pembagian domba,
  2. Dapat mengetahui cara berbudidaya, cara berwirausaha domba,
  3. Dapat menerapkan langsung di lapangan cara budidaya domba.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat berbagai bangsa domba di Indonesia yang memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pengetahuan tentang bangsa domba diperlukan sebagai bekal dalam memilih bangsa disesuaikan dengan tujuan usaha peternakan yang diinginkan.
1. DombaAsli Indonesia
Domba asli Indonesia memiliki ciriciri berbadan kecil, lambat dewasa, warna bulu dan tanda-tanda lain tidak seragam, serta hasil dagingnya (karkas) relatif kecil atau sedikit.
2. Domba Ekor Gemuk
Domba ekor gemuk banyak terdapat di Jawa Timur, Madura, Lombok, dan Sulawesi yang dibawa ke Indonesi oleh pedagang Arab pada abad XIX. Ciri-ciri domba ini adalah bentuk badan besar, bobot domba jantan mencapai 50 kg dan domba betina 40 kg; domba jantan bertanduk, sedangkan domba betina tidak bertanduk; ekor panjang, pada bagian pangkalnya besar untuk menimbun lemak.ujung ekornya kecil tak berlemak; warna bulunya sebagian besar putih, tetapi ada juga yang berwarna hitam atau kecoklat-coklatan.
3. Domba Priangan
Domba ini berasal dari Jawa Barat, yaitu Kabupaten Garut dan sekitarnya, sehingga disebut domba Garut. Merupakan hasil persilangan segitiga antara domba asli, merino, dan ekor gemuk dari Afrika Selatan. Ciri-ciri dari domba priangan antara lain berat domba jantan hidup dapat mencapai 60-80 kg; berat domba betina sekitar 30-40 kg; daun telinga relatif kecil dan kokoh; berbulu lebih panjang daripada domba asli dengan warna bulu beragam, ada yang putih hitam dan coklat atau warna campuran; domba betina tidak bertanduk, sedangkan domba jantan mempunyai tanduk besar, kokoh, kuat, dan melingkar. Domba priangan jantan yang baik performansinya digunakan sebagai domba laga, akan tetapi meskipun berbulu lebat, domba ini tidak dapat diklasifikasiksan sebagai penghasil wol karena merupakan wol kasar yang tidak ekonomis.
Bibit domba bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :
a.    Umur antara 8 bulan – 1 tahun.
b.    Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus.
c.    Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi.
d.   Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta.
e.    Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih.
Pada umumnya tipe kandang pada ternak kambing dan domba adalah berbentuk panggung. Konstruksi kandang dibuat panggung di mana di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Dengan adanya kolong berfungsi untuk menghindari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 – 2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. 
Untuk Domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong, sementara tracak/kaki kambing dan domba tidak mudah terperosok dan terjepit terjepit.

BAB III


HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Memilih Bibit

Bibit memiliki arti penting dalam mendukung keberhasilan usaha yang bersifat komersial. Ternak dipelihara dengan bibit yang baik, maka diharapkan dapat dihasilkan keturunan yang baik pula. Faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih ternak sebagai ternak bibit dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sifat-sifat yang Perlu Dipertimbangkan sebagai Ternak Bibit pada Domba

Sifat Umum Sifat Khusus

Bentuk tubuh
Umur pubertas/akil balig (betina 10 bulan,
jantan 12 bulan)

Tidak ada cacat

Kesuburan (subur) dan jumlah anak sekelahiran
sampai disapih (2 ekor)


Bobot lahir (2,2 kg), bobot sapih (12-13 kg), dan
bobot badan dewasa (jantan 55-60 kg, betina
30-35 kg)

Sifat keindukan (mampu menyusui, mengasuh,
dan membesarkan anaknya)



Untuk mendapatkan keturunan yang baik, maka pilihlah induk dan pejantan yang baik. Tanda-tanda umum bentuk luar ternak yang dianggap baik dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.


Tabel 2. Tanda-tanda Umum Bentuk Luar Calon Induk

Tanda Umum

Keterangan
Bentuk tubuh

Kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, bulu lunak
dan mengkilat, tubuh besar tetapi tidak
terlalu gemuk
Sifat keindukan
Penampilan jinak, sorot mata ramah
Kenormalan
kaki Kaki lurus dan tumit tinggi
Keadaan gigi

Jumlah gigi lengkap, rahang atas dan bawah rata
Keturunan
Berasal dari keturunan kembar atau beranak kembar, atau kelahiran tunggal tetapi berasal
dari induk muda
Ambing
Tidak terlalu menggantung, bentuk simetris,
Jumlah puting
Dua buah

Tabel 3. Tanda-tanda Umum Bentuk Luar Calon Pejantan

Tanda Umum
Keterangan

Bentuk tubuh
Besar, dada lebar, tubuh relatif panjang, bagian tubuh sebelah belakang lebih besar dan lebih tinggi, tetapi tidak terlalu gemuk

Penampilan
Gagah, mencerminkan kemampuan menurunkan sifat yang baik pada anaknya Aktif Ramah, aktif, dan siap mengawini induk yang birahi (nafsu kawinnya besar)

Keturunan
Berasal dari keturunan kembar
Umur
Antara 1,5 sampai 3 tahun

B. Pakan dan Pemberiannya

Pakan bagi ternak domba ditinjau dari segi nutrisi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan, reproduksi, dan kesehatan ternak. Pemberian pakan yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak dan jumlahnya disesuaikan dengan status fisiologis ternaknya. Nutrisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi energi, protein, mineral, vitamin, dan air.
Sumber energi terbesar untuk domba adalah hijauan dan bijibijian serta hasil ikutannya. Bahan pakan yang merupakan sumber protein antara lain pakan penguat seperti tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dan bungkil kacang tanah, dan leguminosa seperti daun turi, lamtoro, kaliandra, dan glyricidia. Sebagai sumber mineral dapat ditambahkan garam atau mineral mix. Vitamin yang dibutuhkan ternak biasanya tersedia cukup dalam campuran bahan pakan. Kebutuhan air, agar ternak dapat minum setiap saat, sebaiknya di dalam kandang disediakan air bersih sepanjang waktu.
Domba merupakan ternak yang memerlukan bahan pakan berupa hijauan dalam jumlah besar, yaitu sekitar 90%. Pakan konsentrat atau pakan penguat hanya sebagai pakan tambahan saja. Hijauan dapat disediakan dengan cara mencari di alam atau dapat pula dibudidayakan. Penanaman dapat dilakukan di areal yang tidak dimanfaatkan untuk tanaman pertanian, seperti galengan/pematang sawah pinggir jalan, tanah desa, di lereng atau bahkan dapat ditanam sebagai pagar hidup, dan di area tanam sebagai monokultur.
Berbagai jenis hijauan yaitu rumput (rumput alam, rumput gajah, setaria, rumput benggala, rumput raja, dan lain-lain). Selain itu hijauan lain yaitu leguminosa (daun lamtoro, turi, glyricidia, kaliandra, dan lain-lain). Hijauan yang berasal dari sisa hasil panen seperti daun ubi, daun nangka, jerami kacang tanah, jerami kacang kedelai, jerami jagung, dan daun pisang juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pemberian pakan hijauan perlu diperhatikan imbangan antara rumput dan daun leguminosa dikaitkan dengan kondisi fisiologis ternak.
Konsentrat atau pakan penguat terdiri dari biji-bijian yang digiling halus, seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak, dan bekatul. Contoh campuran hijauan pakan dan susunan konsentrat disajikan pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4. Contoh Campuran Hijauan Pakan Domba untuk Kondisi Pedesaan

Status Ternak
Rumput (%)
Hijauan kacang-kacangan
(%)
Sedang tumbuh
60
40

Betina dewasa
75
25

Betina bunting
60
40
Betina menyusui
50
50

Pejantan pemacek


75
25


Tabel 5. Susunan Konsentrat Ternak Domba untuk Tujuan Komersial

Jenis Bahan
%
I
II
III
IV
V
Jagung giling
42,0
62,5
 -
52,0
40,0

Bungkil kedelai
25,0
15,0
 -
12,5
7,5
Dedak halus
30,0
20,0
-
22,5
50,0

Tepung tulang
1,5
1,0
-
1,5
1,0

Garam
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5

Ampas tahu kering
-
-
98,5
-
 -

Jumlah pemberian/ekor/hari (g)
200-250
300-400
350
200-250
250


Keterangan:
Rumput/hijauan diberikan secara bebas
I : Untuk domba yang seda ng be rtumbuh
II dan III : Untuk domba penggemukan
IV : Untuk domba bunting/menyusui
V : Untuk pej antan pemace k/aduan

Pemberian pakan pada ternak dapat dilakukan dengan cara digembalakan dan disediakan. Pemberian pakan dengan cara digembalakan dilakukan dengan melepas ternak untuk mencari pakan sendiri di padang penggembalaan selama 6-8 jam sehari. Penggembalaan dilakukan sesudah hijauan bebas dari embun dan sore hari sekitar pukul 15.00. Pakan untuk ternak yang dipelihara terus menerus dalam kandang diberikan dengan cara disediakan. Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan, pakan penguat, dan garam atau feed supplement. Jumlah pakan hijauan yang diberikan pada domba dewasa rata-rata 10% dari berat badan atau 4,5-5 kg/ekor/hari yang disajikan sedikit demi sedikit 2-3 kali sehari.
Bahan pakan berupa hijauan juga dapat diawetkan pada saat hijauan melimpah seperti dibuat silase atau hay. Pengawetan hijauan merupakan salah satu cara efisiensi pakan yaitu penyimpanan pakan yang berlimpah di saat musim hujan untuk dapat digunakan di musim kemarau pada saat produksi hijauan biasanya menurun.

C. Tata Laksana


1. Kandang panggung
Kandang diperlukan sebagai tempat berlindung ternak dari hujan dan terik matahari sehingga ada rasa nyaman. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat kandang yaitu:
a.    tempat/lahan yang tanahnya kering dan letaknya tinggi.
b.    jarak kandang 10 meterdari sumur dan rumah.
c.    cukup mendapat sinar matahari pagi yang merata dan udara yang segar serta bersih, terlindung dari hembusan angin langsung.
d.   tersedia tempat pakan dan minum yang mudah dibersihkan. dan
e.     menggunakan bahan bangunan yang kuat dan murah.
Kandang di buat bentuk panggung. Model kandang panggung memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kandang panggung adalah kandang menjadi lebih bersih karena kotoran jatuh ke bawah, kebersihan ternak lebih terjamin, lantai kandang selalu kering, serta kuman, parasit, dan jamur dapat ditekan. Beberapa kelemahannya antara lain biaya relatif mahal, resiko terperosok/jatuh, dan kandang memikul beban ternak lebih berat.
Jika dalam suatu unit kandang dipelihara sejumlah ternak dengan status fisiologis yang berbeda-beda, maka harus ditempatkan sesuai status fisiologisnya dengan cara menyekat beberapa ruang kandang;
Peralatan kandang domba yang penting adalah tempat pakan dan tempat minum. Selain itu perlengkapan kandang yang dibutuhkan seperti tangga untuk mempermudah akses keluar masukbaik ternak maupun peternak dan bak penampungan kotoran di bawah kolong.
2. Reproduksi ternak domba
Secara umum interval kelahiran domba yang baik adalah 2 tahun dengan 3 kali melahirkan. Agar peternak dapat melakukan pengaturan perkawinan dengan baik, maka yang harus diperhatikan adalah:
a.         Domba betina mencapai dewasa kelamin pada umur 6-8 bulan.
b.        Domba jantan mulai dapat dikawinkan pada umur 18-20 bulan.
c.         Domba betina mulai dikawinkan pertama kali pada umur 12-15 bulan.
d.        Siklus birahi terjadi rata-rata setiap 17 hari sekali.
e.         Lama birahi berlangsung 30-40 jam atau 1-2 hari.
f.         Saat yang paling tepat untuk mengawinkan domba yang sedang birahi ialah pada hari kedua.
g.        Lama bunting berlangsung 5 bulan atau 144-152 hari.
h.        Penyapihan anak dilakukan pada umur 3 bulan.
i.          Batas umur domba diternakkan: betina 5 tahun, jantan 6-8 tahun.
j.          Perbandingan antara betina dan pejantan: pejantan yang berumur kurang dari 15 bulan dapat melayani 10 ekor betina, pejantan yang berumur kurang dari 3 tahun dapat melayani 35 ekor betina, dan pejantan yang berumur lebih dari 3 tahundapat melayani 50 ekor betina.
k.        Tanda-tanda domba betina birahi: gelisah, ribut dan nafsu makan berkurang, mencoba menaiki ternak lain, menggerak-gerakan ekor dan sering kencing, berusaha menaiki pejantan dan yang penting mau atau diam bila dikawini pejantan, alat kelamin bagian luar sedikit membengkak, memerah dan kadang-kadang sedikit mengeluarkan lendir.
3. Mengawinkan ternak
Walaupun domba betina mencapai dewasa kelamin pada umur 6-8 bulan, sebaiknya perkawinan pertama dilakukan pada umur 12- 15 bulan karena telah mencapai dewasa tubuh. Masa birahi ternak domba berlangsung selama 30-40 jam atau 1-2 hari dan domba betina akan melepaskan sel telur (Ovulasi) pada akhir masa birahi.Oleh karena I tu, perkawinan yang tepat harus dilakukan pada hari kedua masa birahi. Sebaiknya pejantan harus dimasukkan ke dalam kandang betina minimum 3 kali siklus birahi. Tanda-tanda awal kebuntingan kurang jelas untuk diamati walaupun dengan cara meraba. Tanda-tanda umum yang tampak adalah birahi berikutnya tidak timbul lagi, ternak lebih tenang, tidak suka dekat dengan pejantan, nafsu makan agak meningkat, kadangmenggesekkan badannya ke dinding atau menjilati dinding kandang, pada pertengahan kebuntingan, perut nampak membesar terutama pada perut sebelah kanan dan ambing agak turun posisinya.
4. Ciri-ciri ternak akan melahirkan
Ternak domba bunting selama 5 bulan. Induk yang bunting tua dipisahkan dari kelompoknya dan ditempatkan di ruangan tersendiri yang bersih, aman dari gangguan, dan nyaman. Tanda-tanda induk akan melahirkan: apabila puting dipijat akan keluar air susu yang kental dan berwarna agak kuning, di daerah tubuh bagian belakang dekat pangkal ekor terlihat cekung, dan saat kelahiran sudah dekat sekali, biasanya akan terlihat cairan keluar dari kemaluan (vulva) dan ternak gelisah.
5. Persiapan perawatan kelahiran
Kelahiran merupakan proses alamiah. Agar kelahiran berlangsung lancar dan selamat, diperlukan beberapa persiapan, yaitu: pembersihan kandang, lantai diberi alas atau tilam dari bahanbahan yang empuk seperti jerami kering atau serbuk gergaji, dan penyediaan jodium tincture (Obat merah) atau betadine untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar.
6. Proses kelahiran
Proses kelahiran diawali dengan masuknya janin ke dalam saluran peranakan, kemudian kantong ketuban pecah. Bagian yang muncul pertama adalah kedua ujung kaki depan diikuti kepala yang terletak di atas kedua kaki. Pada waktu anak lahir dan telah menyentuh tanah, secara otomatis tali pusar langsung putus dan oleskan jodium tincture pada bekas potongannya untuk mencegah infeksi. Induk biasanya akan langsung berdiri untuk membersihkan lendir yang menutup tubuh anak domba. Jika induk tidak mau menjilati anaknya, bersihkan cairan yang menempel dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering.
7. Perawatan anak yang baru lahir
Setelah anak lahir beberapa saat kemudian anak bisa langsung berdiri dan belajar menyusu untuk mendapatkan kolostrum. Apabila induk tidak mau menyusui anaknya, maka sebaiknya induk dipaksa dengan cara memegangnya agar anak dapat menyusu. Pada umur 3 minggu pertama, kehidupan anak secara keseluruhan tergantung pada air susu induk atau air susu pengganti. Anak biasanya menyusu 1-2 kali setiap jam.
8. Perawatan ternak
Perawatan merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan agar ternak domba dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi secara optimal. Upaya-upaya perawatan yang harus dilakukan secara rutin antara lain memandikan, mencukur bulu, dan memotong kuku.
a. Memandikan
Domba sebaiknya dimandikan secara rutin seminggu sekali agar tubuhnya tidak kotor dan tidak menjadi sarang penyakit. Memandikan domba dapat dilakukan pada saat cuaca cerah dengan menggunakan air bersih dan mengalir. Pada saat dimandikan, seluruh bulu badan dan tubuhnya dibersihkan dengan air sabun dan disikat, kemudian dibilas dengan air bersih. Setelah dimandikan, domba dibiarkan berjalan-jalan (exercise) sampai bulunya kering.
b. Mencukur bulu
Bulu domba tumbuh relatif banyak sehingga memerlukan perawatan agar tidak menjadi kotor serta tidak menjadi sarang kuman penyakit dan parasit. Mencukur bulu sebaiknya dilakukan pada domba yang telah berumur lebih dari 6 bulan dan dilakukan dua kali setahun. Sebelum mencukur bulu, sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu agar bulunya bersih dan pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Teknik saat mencukur bulu, ternak dapat tetap berdiri atau dirobohkan dengan cara mengikat keempat kakinya sehingga pencukuran dapat lebih cepat dan hasilnya lebih rapi. Pencukuran dapat menggunakan gunting yang besar dan tajam atau gunting cukur listrik. Pencukuran dimulai dari perut bagian bawah, ke atas, ke depan, dan ke belakang sampai daerah kepala dan kaki. Bulu yang tertinggal di kulit sepanjang 0,5-1 cm. Mencukur bulu harus dilakukan dengan hati-hati agar kulit domba tidak terluka.
c. Memotong kuku
Domba yang dipelihara dalam kandang, secara alami kukunya akan tumbuh dan bertambah panjang. Kuku domba yang panjang dan tidak pernah dipotong dapat menyebabkan gangguan pada saat berjalan, untuk pejantan dapat mengganggu pada saat kawin, dan menjadi sarang kotoran dan kuman penyakit sehingga mudah terinfeksi. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka kuku domba harus dipotong secara rutin setiap 3-6 bulan sekali. Memotong kuku dilakukan dengan cara mengikat domba pada bambu. Kemudian kuku depan kiri dan kanan dipotong secara bergantian dengan cara mengangkat kaki domba dengan melipat sendi lutut. Untuk memotong kuku belakang kiri dan kanan dilakukan dengan menjepit badan domba bagian belakang dengan posisi searah ekor, kemudian kaki belakang diangkat dan dipotong secara bergantian. Memotong kuku dapat menggunakan gunting, rennet, atau pisau tajam. Bagian kuku yang dipotong adalah bagian yang tidak ada syaraf dan pembuluh darah.
9. Pengendalian penyakit
Kesehatan menentukan tingkat keberhasilan usaha ternak domba. Agar ternak domba tetap sehat, kandang harus bersih, air minum diberikan teratur dan bersih. Penyakit yang sering menyerang domba adalah bloat (kembung perut), cacing, dan kudis (kurap, scabies).
Bloat (kembung perut):
Gejala: lambung sebelah kiri atas tampak besar dan bila dipukul berbunyi seperti drum, frekuensi pernafasan cepat, dan punggung domba tampak membungkuk.
Penyebab: Hijauan di dalam rumen cepat mengalami fermentasi, sehingga membentuk timbunan gas yang cukup besar. Hijauan (rumput dan daun) yang cepat mengalami fermentasi seperti rumput muda, rumput basah dan daun ubi jalar. Agar ternak domba tetap sehat, kandang harus bersih, air minum diberikan teratur dan bersih.
Pencegahan: hindarkan domba digembalakan di tempat yang rumputnya basah akibat embun pagi, jangan diberi rumput muda.
Pengobatan: berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara mengurut-urut perut domba.
Cacing:
Parasit yang sering menyerang saluran pencernaan domba diantaranya adalah cacing bulat dan cacing hati.
Gejala terinfeksi cacing bulat: domba menjadi kurus, pucat, lemah; bila infeksi parah mengakibatkan; perut besar, bulu kusam, dan kadang keluar kotoran encer.
Gejala terinfeksi cacing hati: kondisi tubuh lemah; selaput lendir bola mata dan gusi tampak pucat; kadang-kadang di bawah dagu membengkak lunak karena berisi air; dan perut buncit akibat adanya penimbunan cairan di dalam perut.
Pencegahan:
1. Kandang dibersihkan secara rutin dan hindari lantai menjadi becek.
2. Domba tidak digembalakan di tempat yang tercemar telur atau larva cacing.
Pengobatan: Domba diobati dengan obat cacing khusus hewan yang dijual di toko yang menjual kebutuhan peternakan. Diberikan dalam bentuk kapsul atau dalam bentuk serbuk dan dicampur air minum. Dosis pemberian sesuai anjuran.
Kudis (Kurap, scabies):
Gejala: ternak gelisah karena gatal sehingga nafsu makan menurun, kulit bersisik berkeropeng, bulu rontok, dan pada awalnya menyerang pada bagian bibir, kepala, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.
Penyebab: parasit kulit yang menular dengan cara kontak langsung.
Pencegahan: penyakit ini dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan dan pemisahan ternak sakit.
Pengobatan: menggunakan salep Antusol dengan cara dioleskan pada bagian tubuh domba yang terserang.

D. Pasca Panen

Agar produk ternak lebih bermanfaat atau tahan lama, baik sebagai konsumsi maupun bahan yang dapat digunakan untuk keperluan selanjutnya, seperti: pengolahan karkas, daging, kulit, kompos, dan wol, diperlukan penanganan lanjutan terhadap hasil utama serta hasil ikutan. Untuk memperoleh produk ternak yang bermutu tinggi maka diperlukan domba yang sehat, bebas dari penyakit ekto dan endo parasit. Selain sehat, tahapan perlakuan tertentu yang harus dilalui yaitu pemeriksaan kesehatan, penyembelihan, pengulitan, pelayuan karkas, dan pemotongan karkas. Selain itu, terdapat juga teknologi pengolahan hasil utama (daging) dan hasil ikutan (kulit dan kotoran)

E.                 Analisa Usaha Ternak Domba 

Tabel 6. Analisa Usaha Ternak Domba

Uraian
Volume
Jumlah (Rp)
Biaya Tetap


a. Sewa tanah
600 m2
400.000
b. Penyusutan kandang

1.000.000
c. Peralatan

200.000
Total Biaya Tetap

1.600.000
Biaya Variabel :


a. Domba bakalan
100 ekor
30.000.000
b. Pakan

8.460.000
c. Tenaga kerja
3 orang
3.000.000
d. Perawatan kandang

250.000
e. Obat-obatan

350.000
f. Transportasi

300.000
g. Listrik

200.000
h. Telepon

200.000
i. Biaya tak terduga
2,50%
1.116.048
j. Bunga modal
4%
1.931.920
Total Biaya Variabel

45.807.968
Total Biaya Produksi

47.407.968
Pendapatan


a. Penjualan domba
96 ekor x 40 kg x Rp 14.500
55680000
b. Penjualan kotoran (pupuk)
100 x 0,75 kg x 120 x100
900.000
Total Pendapatan

56.580.000
Keuntungan

9.172.032
B/C

0,19





BAB IV

PENUTUP

A.                Simpulan

Usaha penggemukan ternak domba masih layak dikembangkan, tingkat pemasokan daging domba secara nasional baru mencapai I % . Tingkat pemasokan daging domba saat ini dibawah permintaan pasar sehingga dengan demikian peluang usaha masih terbuka lebar . Dalam mendukung keberhasilan usaha

B.                 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk perkembangan peternakan domba antara lain :
1.      Kegiatan beternak domba perlu ditingkatkan lebih tinggi dalam aktivitas dan motivasi peternak sehingga usaha ternak domba dapat lebih memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga perternak.
2.      Perlu didukung lembaga-lembaga pemerintahan dan akademisi yang mendukung dalam peningkatan aktivitas peternak domba.

DAFTAR PUSTAKA 


Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Kambing. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Merkel Roger C dan Subandriyo. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for Southeast Asia. University of California Davis, USA.

Mulyono Subangkit. 2005. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba, Penebar Swadaya, Jakarta.

Murtidjo Bambang A. 2006. Memelihara Domba. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 1991. Pedoman Praktis Beternak Kambing-Domba sebagai Ternak Potong. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.